Hibis - Pembalut herbal ( Hub : 082136933808 ) FREE ONGKIR

HIBIS Bio Sanitary Napkins
Pembalut wanita yang diproduksi dengan memakai teknologi tinggi, yaitu “Bio Teknologi” bahan baku kapas, berkualitas tinggi, dan tidak mudah tembus, mengandung berbagai jenis herbal alami di dalamnya yang mempunyai khasiat tinggi.
Hibis Bio Sanitary Napkins "PEMBALUT HERBAL" ( UNTUK ORDER SILAHKAN LANGSUNG HUB / SMS / WA/ LINE : 08970009855 ATAU BB : 73ED357D ) makasiiih... :)

Sabtu, 08 Januari 2011

BAHAYA MENIUP MAKANAN ( terutama info untuk para ibu )

Makan dan minum bagi seorang muslim sebagai sarana untuk menjaga kesehatan badannya supaya bisa manegakkan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karenanya dia berusaha agar makan dan minumnya mendapatkan pahala dari Allah. Caranya, dengan senantiasa menjaga kehalalan makanan dan minumanya serta menjaga adab-adab yang dituntunkan Islam.
Makan dan minum seorang muslim tidak sebatas aktifitas memuaskan nafsu, menghilangkang lapar dan dahaga semata. Karenanya, seorang muslim apabila tidak lapar maka dia tidak makan dan apabila tidak haus, dia tidak minum. Hal ini seperti yang diriwayatkan dari seorang sahabat,



“Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.“
Dari sini, maka seorang muslim dalam makan dan minumnya senantiasa memperhatikan adab Islam yang telah dicontohkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam agar bernilai ibadah. Dan di antara adabnya adalah tidak bernafas dan meniup minuman. Hal ini didasarkan pada beberapa hadits, di antaranya dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)

Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Al-Tirmidzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, dan hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani)
Dan juga hadits Abu Sa'id al-Khudri radliyallah 'anhu, Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang untuk meniup di dalam air minum." (HR. al-Tirmidzi no. 1887 dan beliau menyahihkannya)
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu."
Dalam Zaadul Ma'ad IV/325 Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat larangan meniup minuman karena hal itu menimbulkan bau yang tidak enak yang berasal dari mulut. Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniup itu akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupnya.



Apa Hikmahnya?
Apa hikmahnya, sering menjadi pertanyaan kita sebelum mengamalkannya. Padahal dalam menyikapi tuntunan Islam hanya sami'na wa atha'na (kami mendengar dan kami taat), tanpa harus terlebih dahulu mengetahui hikmahnya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Umar bin al-Khathab sesudah mencium hajar Aswad, "Sesungguhnya aku tahu engkau hanya seonggok batu yang tidak bisa menimpakan madharat dan tidak bisa mendatangkan manfaat. Kalau seandainya aku tidak melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menciummu, pasti aku tidak akan menciummu." (HR. Al-Bukhari no. 1494 dan Muslim no. 2230)
Namun yang jelas bahwa setiap yang disyariatkan dan dituntunkan oleh Islam pasti mendatangkan kebaikan dan setiap yang dilarangnya pasti mendatangkan madharat. Dan apabila seorang muslim mengetahui hikmah dari sebuah syariat, maka dia akan semakin mantap dalam mengamalkannya. Dan apabila belum mampu menyingkapnya, maka keterangan dari Al-Qur'an dan Sunnah sudah mencukupi.
Di antara hikmah larangan meniup minuman yang masih panas adalah karena nanti struktur molekul dalam air akan berubah menjadi zat asam yang membahayakan kesehatan.

alasan 1, air memiliki nama ilmiah H20. ini berarti di dalam air terdapat 2 buah atom hidrogen dan satu buah atom oksigen yang mana 2 atom hidrogen tersebut terikat dalam satu buah atom oksigen. Dan apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2). Dan apabila karbon dioksida (CO2) bercampur dengan air (H20), akan menjadi senyawa asam karbonat (H2CO3). Senyawa H2CO3 adalah senyawa asam yang lemah sehingga efek terhadap tubuh memang kurang berpengaruh tapi ada baiknya kalau kita mengurangi masuknya zat asam kedalam tubuh kita karena dapat membahayakan kesehatan. (Dikutip Dari : Apa Aja: Bahaya Meniup Minuman Panas Kerja Sama Dengan blog-apa-aja.blogspot.com)


alasan 2, CO2 bereaksi dengan air maka akan terjadi H2CO3 dan asam ini adalah asam karbonat bukan asam asetat . Asam karbonat meskipun bersifat asam, tetapi jenis ini juga banyak digunakan pada minuman berkarbonat seperti yang kita jumpai di berbagai jenis soft drink. Risiko bahaya yang diakibatkan oleh asam ini relatif jauh dari apa yang dituliskan pada artikel itu. Efek asam yang dihasilkan dapat terjadi jika berlangsung pada konsentrasi asam yang tinggi sehingga menghasilkan kondisi pH larutan yang rendah. Mengingat asam karbonat adalah termasuk asam lemah maka pH larutan juga tidak akan terjadi sangat rendah. Pada konsentrasi rendah, efek asam dapat terjadi jika terkena kontak terus menerus. Hal ini dapat terjadi seperti pada kasus orang yang sering mengkonsumsi minuman soft drink, maka akan ada efek pengeroposan gigi atau iritasi lambung.

Alasan yang ke-3 adalah pada saat manusia mengeluarkan udara hasil pernafasan serta mengeluarkan udara saat meniup, maka tidak hanya mengeluarkan gas hasil pernafasan saja. Mulut juga akan mengeluarkan uap air dan berbagai partikel yang ada dari dalam rongga mulut. Paling mudah dideteksi adalah nafas atau bau mulut juga sering tercium. Bau mulut ini mengindikasikan ada partikel yang juga dikeluarkan dari mulut. Partikel ini dapat berasal dari sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi, selain itu dapat juga berupa mikroorganisme yang hidup di rongga mulut. Mikroorganisme ini kadang bersifat merugikan dan bersifat sebagai pathogen. Hal inilah yang harus dihindari supaya jangan terbawa sehingga karena berupa partikel padatan akan dapat menempel dan mengkontaminasi pada makanan yang ditiup.

Semakin Jelas dan semakin nyata untuk menjadi orang yang ahli sunnah.......


http://www.medicalzone.org/2010/index.php?option=com_content&view=article&id=418%3Alarangan-meniup-minuman-dan-bahayanya&catid=12%3Akedokteran-islam



LAVENDER
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000109456492%EF%BB%B

APAKAH KITA MUNAFIK????

by Melati on Thursday, January 6, 2011 at 8:14am
 
KAMU ITU MUNAFIK"
kadang kaget denger kata2 seperti diatas, sebuah penghakiman atau sebuah fakta atau sebuah hinaan

Munāfiq atau Munafik (kata benda, dari bahasa Arab: منافق, plural munāfiqūn) adalah terminologi dalam Islam untuk merujuk pada mereka yang berpura-pura mengikuti ajaran agama namun sebenarnya tidak mengakuinya dalam hatinya.

Dalam Al Qur'an terminologi ini merujuk pada mereka yang tidak beriman namun berpura-pura beriman.
QS (63:1-3)
(1)Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.
(2)Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan.
(3)Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.

Hadist mengatakan :"Tanda orang-orang munafik itu ada tiga keadaan. Pertama, apabila berkata-kata ia berdusta. Kedua, apabila berjanji ia mengingkari. Ketiga, apabila diberikan amanah (kepercayaan) ia mengkhianatinya" (HR. Bukhari dan Muslim'').

Rasanya kita tidak boleh untuk mudah menjatuhkan tuduhan munafik kepada sesama saudara muslim. Karena tuduhan munafik ini sulit untuk dibuktikan secara hukum. Berbeda dengan tuduhan kafir yang bisa ditetapkan secara hukum. Itu pun sebenarnya harus lewat lembaga resmi berupa mahkamah syar''iyah yang formal dan punya kekuatan hukum.

Bahkan di zaman Rasulullah SAW, kita tidak menemukan lembaga yang memvonis kemunafikan seseorang. Munafiknya seseorang tidak pernah diumumkan secara formal. Sebaliknya, menjadi rahasia yang ditutup rapat oleh Rasulullah SAW.

Hanya ada satu orang shahabat yang tercatat sebagai orang yang diberikan informasi rahasia ini, yaitu Hudzaifah Ibnul Yaman. Maka beliau dijuluki shahibu sirri rasulillah. Hanya beliau inilah yang diberi informasi oleh Rasulullah SAW tentang siapa saja yang termasuk munafikin.

Kalau di masa Rasulullah SAW, urusan siapa munafik ini sedemikian ketat dijaga, agar tidak terjadi tindakan saling tuduh menafik, maka sekarang ini kita harus lebih hati-hati, untuk tidak dengan mudah mengeluarkan tuduhan munafik kepada sesama umat Islam.

Sebab gelar munafik itu sangat berat bagi pelakunya. Bukankah Allah SWT telah menetapkan bahwa orang-orang munafik itu tempatnya di dalam neraka yang paling bawah?

Sesungguhnya orang-orang munafik itu pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.(QS. An-Nisa'': 145)

Maka masih tegakah kita untuk menyebut sesama muslim sebagai munafik? Apakah kita rela saudara kita yang muslim, Bahkan Mungkin Istri/suami kita sendiri kita tempatkan di dasar neraka? Tidak adakah gelar atau sebutan lain yang lebih manusiawi dan elegan untuk mereka?

Beberapa hari yang lalu saya membaca satu reading passage menarik yang mengatakan perbedaan customs (adat) antara orang UK (United Kingdom – Inggris) dan US (United States – Amerika). Penduduk US cenderung lebih blak-blakan, menyampaikan sesuatu secara terbuka dan apa adanya: jelek ya dibilang jelek, sedangkan sesuatu yang bagus ya dibilang bagus dan diapresiasi. Sedangkan penduduk UK cenderung lebih berusaha untuk polite: Cenderung berusaha tidak menyakiti persaaan lawan bicara dengan mengungkapkan ketidak sukaannya dalam isyarat atau kiasan dari pada pernyataan secara langsung.

Ini topik pembicaraan saya dengan beberapa rekan saya selama beberapa hari belakangan:

Kita perlu belajar untuk tidak munafik.

Dalam pandangan pribadi saya, kita warga indonesia pada umumnya lebih cenderung mirip orang UK: mengutamakan kesantunan, tapi sedikit mengesampingkan kejelasan dan tujuan. Saat kita mendapati seseorang diatas kita (entah itu atasan, orang tua, dosen, atau apapun) mengatakan sesuatu yang sejatinya bertentangan dengan pendapat kita, kebanyakan masyarakat kita cenderung nrimo saja: mengatakan iya didepan mereka dengan dalih kesopanan dan lalu berkomentar pedas saat mereka tidak ada.

Hei, kesantunan macam apa itu?

Dan hal kecil namun tidak bisa kita anggap sepele ini terus terjadi setiap harinya. Berulang-ulang, dalam berbagai kesempatan dan berbagai bentuk komunikasi dan kepada banyak orang: Rekan, sahabat, pasangan, kolega, pembimbing, orang tua, dsb. Entah telah berapa juta kali kita membahasakan “tidak” dengan kata “iya” dengan dalih “enggak-enak” yang kedepannya berakibat fatal.

Saya yakin, kita semua perlu belajar untuk lebih jujur dan terbuka.

Katakanlah kejujuran meskipun hal tersebut pahit, -ujar petuah bijak yang pernah kita dengar.

Mungkin awalnya orang sekitar akan menganggap anda blak-blakan, ekspresif, egois, dan sebagainya karena anda kini lebih jujur dalam mengutarakan apa yang sebenarnya benar-benar anda inginkan. Tapi hey! Hidup yang lebih jujur membawa anda kepada kehidupan yang lebih penuh kan?

Saya yakin bahwa kejujuran (terutama kepada diri sendiri) adalah kualitas yang tidak banyak dimiliki oleh orang lain: kualitas yang membedakan anda selangkah lebih baik daipada orang-orang sekitar anda.

Utamakan kejujuran, tapi sampaikan dengan sikap yang sopan dan santun. Bagaimana anda akan mencapai keindahan jika cara-cara anda tidak indah?

Pendapat anda? Sampaikanlah dengan jujur

Hari ini, saya belajar banyak dari kehidupan, dan bersyukur karenanya

Tambahan Sebuah Ayat Quran

لَّا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ ۚ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا

[4.148] Allah tidak menyukai ucapan buruk (mencaci maki; atau menceritakan keburukan orang lain; dan sebagainya), (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Bagaimana dengan kita?