#Sang Diri ! Mengapa kamu sangat BAHAGIA sekali setiap hari?…
*bagaimana tidak, diri ini selalu dipuji dengan Sang Maha Pemurah, Diri ini selalu di ajak bercanda dan tertawa dengan Sang Maha Pengasih , Diri ini selalu dapat kata “I LOVE YOU” dari Sang Maha Penyayang.
#Bagaimana bisa?
*Bila seseorang telah hanyut dalam samudra kesantunan, ketunndukkan dan kepatuhan maka, secara otomatis dirinya akan luruh dalam kerinduan dan kecintaan pada Ilahi. Sang diri telah menemukann sandaran hati yang sejati. Diri akan merindukan kehadiran Sang Ilahi saat melihat, mendengar, mengenal, mengerti, memahami dan meyakini fenomena alam. Akalnya pun semakin mengukuhkan kesadaran sejatinya untuk mencintai dan mencintai Allah karna jiwanya sudah melebur dalam samudra kasih dan cinta Ilahi.
#bagaimana Rasanya?
*saya sendiri susah untuk membahasakan getar-getar kerinduan kepada Ilahi itu seperti apa?? Karna getar-getar Ilahi itu hanya bisa dirasakan oleh bahasa Jiwa saya sendiri, bahwa saya selalu rindu dan rindu ingin bertemu Allah. Layaknya seseorang yang sedang kasmaran, Sang diri selalu mengharapkan belaian Sang Kekasih Sejati. Taukah kamu, Seluruh urat syaraf , denyut nadi jantung, aliran darah dan seluruh sel-sel tubuh merasakan kerinduan yang tiada terhinggah.Saya membuang, menyisihkan dan menjauhkan diri dari cinta-cinta selain kepada-Nya. Saya ingin selalu dekat dan dekat di samping-Nya. Ingin mendengar canda dan tawa Sang Kekasih. Ingin selalu berada dalam belaian manja-Nya. Tak ada sesaatpun waktu yang luput dari getar-getar nama-Nya. Dalam keadaan apapun selalu mengingat-Nya.
#Emangnya,,!! Amalan apa yang Sang diri tunaikan?
*layaknya seorang kekasih, Sang Diri ingin selalu tampil dengan pesona cinta dihadapan Sang Kekasih Sejati. Diri akan membuat Kekasihnya tersenyum. Diri akan rela berkorban untuk menunjukkan bukti kesejatian cinta pada-Nya.
*layaknya seorang pecinta, diri akan tenggelam dalam cintanya dan menyerahkan segala pilihan kepada Kekasihnya.
#Pilihan Kekasih?
*Pilihan Sang Kekasih adalah pilihannya. Keinginan Sang Kekasih adalah hasratnya. Seorang pecinta tidak ada waktu untuk mengatur bersama-Nya, semua diserahkan pada Kekasihnya. Diri telah melalaikan segala sesuatu selain DIA. Kemanapun menghadap adalah wajah-Nya. Apapun kemauan dan keinginan Kekasihnya pasti akan di turuti sebagai wujud cintanya.Apapun pesan dan amanah Kekasihnya pasti akan dijaga dan dipelihara dengan cinta dan tanggung jawab. Diri akan semakin kenal dengan siapa dirinya, siapa Kekasihnya, apa tujuan hubungan kasihnya, apa tujuan hidupnya dan apa cita-cita akhiratnya.
#”Tak ada yang menyenangi pujian daripada Allah.Karna itu,Dia memuji dirinya sendiri.Tak ada yang lebih cemburu daripada Allah.Karna itu, Dia melarang perbuatan keji.Tak ada yang lebih menyukai hujjah daripada Allah.Karna itu,Dia menurunkan kitab (Al-Qur’an) dan mengutus Rasul”(HR.Muslim).
Lantas bagaimana dengan Rasul?...
*Kekasih Sejatinya sangat mencintai dan menyayangi rasul-Nya, diripun berusaha meneladani sikap rasul-Nya. Diri berusaha mengikuti jejak-jejak cinta Rasulullah kepada-Nya. Mengikuti ajaran Rasulullah secara lahir dan batin.
#Secara Lahir dan batin?
*ya, secara lahir ,diri menjalankan ibadah, seperti shalat,zikir, sedekah,puasa dsb. Secara bathin, meyakini adanya pertemuan dengan Allah dalam shalatnya, diri akan berusaha dengan penuh kekhusyukan dan perenungan untuk menghadap-Nya.
#Bila dalam shalatnya belum sanggup bertemu dengan Sang Kekasih Sejati?
*Berarti batinnya belum merasakan kehadiran-Nya, batinnya masi diliputi penyakit-penyakit jiwa seperti sombong, riya , dengki dsb.Berarti ia telah mendangkalkan samudra kecintaannya kepada Allah, ia sendiri yang mempersempit dan membatasi samudra itu dengan cinta-cinta selain-Nya. Padahal jelas Allah menerangkan dalam Hadis Qudsi “Langit dan Bumi-Ku tidak akan cukup memuat-Ku, sementara hati hamba-Ku akan cukup memuat-Ku”
#Konsekuensi dari cintanya kepada Allah adalah mencintai Rasulullah, mengikuti ajaran dan sunahnya. Ia akan memahami bahwa kunci kebaikan hubungannya dengan Sang Kekasih Sejati adalah mencintai Rasulnya.
* nah, itu kamu tau… diri sangat-sangat senang karna kamu juga mendapat petunjuk
“Allah membagi tingkatan akhlak kalian seperti halnya membagi tingkatan rezeki. Dia memberi dunia kepada orang yang disuka dan tidak disuka. Namun petunjuk agama hanya diberikan kepada orang yang dia cintai. Jadi orang yang diberi petunjuk agama berarti Allah cinta kepadanya,’ (HR.Ahmad)
Siapa yang telah Allah bukakan pintu baginya untuk mengikuti Rasulullah Saw. Itu bertanda bahwa ia telah dicintai-Nya. Allahlah yang menyusupkan rasa cinta ke hati seorang hamba yang mencintai-Nya, dan jawaban atas cinta Allah kepada hamba-Nya adalah KECINTAAN SESEORANG KEPADA RASUL-NYA.
#Bagaimana jika hati kita ada perasaan benci dan sayang kepada seseorang?
*cobalah untuk diteliti apakah kebencian dan rasa saying itu bersesuaian dengan pemahaman kita terhadap Al-Qur’an dan Sunah. Jika rasa itu sesuai dengan keduanya, bergembiralah, berarti tindakan itu sesuai dengan Sang Kekasih Sejati dan Rasulullah tercinta. Jika kebencian itu bertentangan dengan sikap Allah dan rasul-Nya, kita telah mengkhianati cinta-Nya dan cinta rasul-Nya.
#jadi,,,!! Bagaimana upaya seseorang untuk berada dalam samudra kerinduan dan kecintaan Allah?
* ia akan berusaha mengikuti gaya kecintaan Allah kepada hamba-Nya dan gaya Rasulullah kepada umatnya. Ia menebarkan samudra kecintaannya kepada sesama manusia tanpa pandang bulu. Mengasihi sang miskin, melindungi yang lemah, memberikan jaminan keamanan kepada yang membutuhkan, mendahulukan kepentingan umum, memikirkan kemaslahatan umat, menjunjung harkat dan martabat kemanusiaan, membangun peradaban,memperbaiki akhlak manusia, serta berpegang teguh kepada amanah Allah untuk menjaga dan memelihara alam semesta pemberian-Nya.
#Alam !! “Di alam wujud ini yang ada hanyalah Allah dan perbuatan-perbuatan-Nya. Sementara itu, tidak akan bisa senantiasa zikir dan pikir kecuali dengan berpisah dari dunia berikut syahwat-syahwatnya, dan mencukupkan diri dengannya sesuai keperluan. Tetapi itu semua tidak akan tercapai, kecuali dsengan mengoptimalkan waktu-waktu malam dan siang dalam keadaan tugas-tugas dan zikir.” (Al-Ghazali)
*ya..!!Sang Kekasih justru akan cemburu jika manusia disibukkan akan cinta harta benda, kedudukan, syahwat, popularitas duniawi dan sejenisnya. Karna manusia hanya terbuai oleh cinta sesaat, cinta yang tak kekal, cinta yang hanya sebatas dunia dan tidak sampai pada kehidupan setelah kematiandan cinta yang akan sirna dan lapuk akan zaman.
*”Ketahuilah bahwa orang-orang yang memandang dengan cahaya bashirah mengetahui bahwa tidak ada keselamatan kecuali dalam pertemuan dengan Allah Ta’ala dan tidak ada jalan untuk bertemu dengan Allah, kecuali dengan kematian dalam keadaan mencintai dan mengenal-Nya. Sesungguhnya cinta dan keakraban tidak akan tercapai kecuali dengan selalu mengingat yang dicintai. Sesungguhnya pengenalan kepada-Nya tidak akan tercapai kecuali dengan senantiasa berpikir tentang berbagai penciptaan, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya,” (Al-Ghazali)
# Laillahailullah Muhammadarasulullah, sekarang saya paham mengapa Sang Diri sangat Bahagia.
#*sungguh sesuatu yang tak bisa diungkapkan kata-kata, Jika Allah Pencipta Alam semesta mencintai saya. Sungguh karunia dan rahmat yang tidak terkirah jika Allah, menciptakan, menghidupkan,menggerakkan dan mematikan kita itu yang mencintai saya*#
>Saran saya, Hanyutkanlah Jiwa kita dalam kerinduan dan kecintaan kepada Allah dengan kesadaran tertinggi sebagai seorang hamba<
Semoga bermanfaat ^_^ ALLAHUAKBAR . Jzk
Sumber : Mas Gun. “Ya Allah izinkan Aku Mengenal-Mu”