Hibis - Pembalut herbal ( Hub : 082136933808 ) FREE ONGKIR

HIBIS Bio Sanitary Napkins
Pembalut wanita yang diproduksi dengan memakai teknologi tinggi, yaitu “Bio Teknologi” bahan baku kapas, berkualitas tinggi, dan tidak mudah tembus, mengandung berbagai jenis herbal alami di dalamnya yang mempunyai khasiat tinggi.
Hibis Bio Sanitary Napkins "PEMBALUT HERBAL" ( UNTUK ORDER SILAHKAN LANGSUNG HUB / SMS / WA/ LINE : 08970009855 ATAU BB : 73ED357D ) makasiiih... :)

Senin, 26 Juli 2010

Allahummarhamna bil Qur'an...

Sedari kecil, sejak kita mulai membaca Al Qur’an, setiap kali kita khatam, pasti kita akan membaca lembaran terakhir yang berjudul Do’a Khatmil Qur’an. Sudah sejak lama saya mencari-cari artinya, karena di Al Qur’an versi Penerbit Diponegoro saya yg hilang tidak dicantumkan artinya. Akhirnya, saya baru tahu artinya setelah membeli Al Qur’an versi Syamiil (yg sejak lama saya tahan2 untuk membelinya.. eh, ini bukan dalam rangka promosi lho ^^v). Parah sekali ya,, saya. Astaghfirullahhaladzim… T___T

Ternyata artinya indah sekali. Tidak hanya bisa dibaca ketika khatam, tapi di akhir sholat, di saat hujan, di hari jum’at, di sepertiga malam,, pokoknya di waktu kapanpun, terutama di saat-saat ijabahnya doa, kita bisa membaca doa-doa ini. Berikut saya sharing artinya saja ya, semoga bermanfaat.

1. Ya Allah, karunikanlah kasih sayang-Mu dengan Al Qur’an. Jadikan Al Qur’an sebagai imam, cahaya, hidayah, dan sumber rahmat (bagi hamba).

2. Ya Allah, ingatkan bila ada ayat yang hamba lupa mengingatnya. Ajarkan bila ada ayat yang hamba bodoh memahaminya. Karuniakan pada hamba kenikmatan membacanya, sepanjang waktu, baik tengah malam atau tengah hari. Jadikan Al Qur’an bagi hamba sebagai hujjah, ya Rabbal ‘Alamin.

3. Ya Allah, karunikan hamba kebaikan dalam beragama, yang merupakan kunci kehormatan bagi hamba. Karuniakan hamba kebaikan di dunia, yang merupakan tempat hamba menjalani hidup. Karuniakan hamba kebaikan di akhirat, yang merupakan tempat hamba kembali. Jadikan kehidupan hamba senantiasa lebih baik. Jadikan kematian sebagai kebebasan hamba dari segala keburukan.

4. Ya Allah, jadikan umur terbaik hamba di penghujungnya, jadikan amal terbaik hamba di penutupnya, jadikan hari-hari terbaik hamba saat bertemu dengan-Mu.

5. Ya Allah, hamba memohon kepadamu kehidupan yang jembar, kematian yang normal, dan tempat kembali yang tidak menyedihkan dan terhindar dari prahara.

6. Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu permintaan terbaik, doa terbaik, kesuksesan terbaik, ilmu terbaik, amal terbaik, pahala terbaik, kehidupan terbaik, kematian terbaik. Kuatkanlah hamba, beratkanlah timbangan kebajikan hamba, realisasikan keimanan hamba, tinggikan derajat hamba, terima shalat hamba, ampuni dosa-dosa hamba, dan hamba memohon surga tertinggi.

Beberapa poin yang saya garis bawahi, penjelasannya kurang lebih:
1. Al Qur’an sejatinya adalah:
imam (pemimpin): yg harus kita taati (perintah Allah di dalamnya)
cahaya: ibarat penerang ketika berjalan di tengah malam, agar kita mantap melangkah karena jelas tujuan kita ke arah mana
hidayah: dorongan yg menggerakkan kita untuk melaksanakan kebenaran yg kita yakini
sumber rahmat: sumber kasih sayang Allah
Dengan doa ini, kita memohon pada Allah agar memampukan kita menjadikan Al Qur’an lebih dari sekedar rutinitas membaca. Al Qur’an adalah: yang kita taati, penerang jalan hidup, penggerak hati utk beramal, dan sumber rahmat Allah SWT.

2. ‘Ya Allah, karuniakan kenikmatan membaca…’ – doa ini adalah permohonan agar lidah yg kaku dan malas bisa lebih lentur dan semangat ketika membaca Al Qur’an. Tak hanya lisan yg berucap, tapi hati juga merasakan. Bahagia.. sedih.. takut.. harap.. rindu…. Bahkan, meskipun banyak yang tidak tahu artinya. Semoga Allah pun akhirnya memampukan kita memahami bahasa Al Qur’an (bahasa Arab), aamiin.

3. ‘Kebaikan beragama’. Menurut Ustadz Faudzil Adzim, dalam buku Kupinang Engkau dengan Hamdalah, ‘keagamaan seseorang dapat dilihat dari amal perbuatannya, akhlaq, penjagaan terhadap hak-hak orang (lain), dan sikap menghindarkan orang lain dari kezhaliman dirinya’.

4. ‘Realisasikan iman hamba’. Iman adalah sesuatu yg diyakini dalam hati, dibenarkan oleh lisan, dan dibuktikan (direalisasikan) dengan amal perbuatan.
Menjadi mukmin tidak hanya dibuktikan dengan status ‘Islam’ yang tertulis di KTP, SIM, bahkan paspor kita. Tidak hanya ketika di masjid ketika masih mengenakan peci atau mukena. Tidak hanya saat Idul Fitri ketika kita sholat bersama di lapangan kemudian saling bermaaf-maafan. Tidak hanya ketika mengucapkan janji agung pengikat dua jiwa, ‘ijab qabul’ – akad nikah. Dengan doa ini, di keseluruhan hidup kita, kita berharap semoga kita dapat menjadi muslim yang lurus imannya, benar amal ibadahnya, baik akhlaqnya, dan pada akhirnya menjadi rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin). Aamiin.

Wallahua’lam bishshowab – yang masih sangat kurang ilmu dan amalnya

Minggu, 11 Juli 2010

Biasakan Anak Membaca al-Quran

Abu dan Ummu, sebagaimana kita ketahui al Quran adalah kitab suci kita. Ia adalah kalamullah, yang diturunkan kepada nabi akhir zaman, Muhammad – shollallohu ‘alaihi wa sallam -, lewat malaikat Jibril – ‘alaihis salam -. Ia diturunkan untuk menjelaskan segala sesuatu dan menjadi petunjuk bagi manusia, agar kita dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, Rasulullah - shollallohu ‘alaihi wa sallam – menganjurkan dan memerintahkan kita untuk selalu membaca dan mentadaburi al Quran serta mengenalkan dan mengajarkannya kepada anak kita, serta menganjurkan kepada mereka untuk selalu membacanya.

Sebab, membaca al Quran di sisi Allah ta’ala dihitung sebagai ibadah, yang tentunya jika kita ikhlas dalam membacanya, akan mendapat pahala dan menambah pundi-pundi amal kita. Sungguh, karunia yang besar dan luas dari Allah ta’ala kepada kaum muslimin, yang mana hanya sekadar membaca, yaitu membaca al Quran dijadikan sebagai bentuk ibadah kepada Allah ta’ala.

Perintahkan anak-anak membaca al Quran
Abu dan Ummu, tanamkan pada diri anak kita untuk mencintai al Quran sebelum kitab-kitab yang lain, karena ia adalah kitab suci kita dan petunjuk di dunia agar kita dapat mencapai kebahagiaan. Adapun caranya, dengan mengenalkan al Quran pada mereka sejak usia dini. Ajarkan cara membacanya dengan betul, sebelum mengenal pelajaran yang lain.
Dan hendaknya, pengajaran ini dijadikan yang awal dan utama sehingga menjadi kebiasaan bagi mereka. Karena kecintaan itu akan timbul dengan kebiasaan. Bahkan, Rasulullah - shollallohu ‘alaihi wa sallam - memberikan penghargaan kepada orang yang belajar dan mengajarkan al Quran dengan sabdanya,
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al Quran dan mengajarkannya” (Riwayat Muslim)
Setelah itu perintahkan dan tanamkan pada anak kita untuk selalu membaca al Quran dan jangan sampai meninggalkan untuk membacanya. Hal ini akan terwujud jika kita sebagai orang tua menjadi contoh yang baik dan pelopor dalam hal ini. Bagaimana mungkin kita menginginkan anak kita rajin membaca al Quran sedang kita justru malah tidak sering membacanya atau justru sibuk dengan urusan-urusan yang lain.(majalahsakinah.com)

Rabu, 07 Juli 2010

Surat Terbuka Mujahidah Palestina untuk Akhwat di Indonesia

(Dititipkan Melalui Relawan KOMAT Palestina-Wahdah Islamiyah, al-Ustadz Muhammad Ikhwan Abdul Jalil, Lc)

Bismillahirrahmanirrahim
Saudari-saudariku para muslimah di Indonesia…
Aku sampaikan salam penghormatanku untuk kalian, salam penghormatan Islam yang agung:

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh,

Amma ba’du…
Kami adalah saudari-saudari muslimah kalian di Palestina. Kami tumbuh di medan ribath dan jihad. Dan kami selalu berusaha untuk berpegang teguh pada agama kami yang agung, serta mendidik anak-anak kami untuk itu. Karena berpegang teguh pada agama Islam adalah (satu-satunya) tali keselamatan, berdasarkan Firman Allah Ta’ala dalam Surah Ali Imran:

“Dan barang siapa yang menginginkan selain Islam sebagai agama, maka itu tidak akan diterima darinya, dan kelak di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi.”

Karena itu, kami selalu berusaha untuk komitmen dengan al-Qur’an dan keislaman kami. Dan seperti itu pula komitmen pemerintahan Islam kami untuk menumbuhkan sebuah generasi yang selalu menjaga al-Qur’an, serta melahirkan ribuan penghafal Kitabullah di setiap tahunnya.

..Dari bumi Palestina,medan ribath ini, kami mengirimkan surat persaudaraan dari lubuk hati yang dipenuhi cinta kepada saudari-saudari kami di Indonesia. Melalui surat ini, kami haturkan rasa terima kasih kepada semuanya atas sikap dan dukungan mereka untuk anak-anak bangsa Palestina kami..

Melalui surat ini juga, kami mendorong mereka untuk selalu mentarbiyah (membina) anak-anak mereka dengan tarbiyah Islamiyah dan komitmen dengan Syariat Allah; karena dalam itu semua terdapat pembinaan terhadap ruh dan jiwa, serta keteladanan terhadap akhlak Rasul kita yang mulia Shallallahu ‘ALaihi wa Sallam dan para sahabatnya yang mulia. Perhatikanlah sahabat mulia, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu ketika mengatakan:

“Janganlah seorang dari kalian meminta dari dirinya selain al-Qur’an. Sebab jika ia mencintai al-Qur’an dan mengaguminya, niscaya ia akan mencintai Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Namun jika membenci al-Qur’an, maka ia akan membenci Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”

Karena itu, siapakah di antara kita yang dapat menerima dirinya atau anak-anaknya menjadi orang yang benci kepada Allah dan Rasul-Nya yang kelak akan memberi syafaat kepada kita di hari kiamat?

Itulah sebabnya, saya membisikkan ke telinga saudara-saudara kami tercinta, kaum muslimin di manapun berada: “Kalian harus terus mempelajari dan menghafalkan al-Qur’an, serta berpegang teguh dengan ajaran-ajaran Islam. Sebab sesungguhnya siapapun yang menginginkan kemuliaan dengan Islam, niscaya Allah akan memuliakannya. Namun siapa yang mencari kemuliaan dengan selain Islam, niscaya Allah akan menghinakannya.”

Semoga Allah selalu memberikan taufiq-Nya untuk kalian untuk mengikuti apa saja yang dicintai dan diridhai-Nya.

Saudari-saudarimu, para muslimah yang sedang berjihad di bumi Palestina
Gaza, 29/6/2010.

http://www.voa-islam.com/news/citizens-jurnalism/2010/07/06/7806/surat-terbuka-mujahidah-palestina-untuk-akhwat-di-indonesia/

Kamis, 01 Juli 2010

Aku malu pada Rabbku.....

Bismillahirrahmanirrahim…

Setiap hari kulewati seperti biasanya. Tanpa pernah merasa kekurangan. Kekurangan hal yang sebenarnya kubutuhkan. Tanpa pernah merasa bahwa aku membutuhkan sesuatu. Sesuatu yang dapat menimbulkan perubahan. Perubahan hebat dalam diriku. Aku tak pernah sadar bahwa selama ini aku terlalu terlena dalam buaian kebiasaan, kebiasaan yang sebenarnya banyak menjerumuskan. Bermalas-malasan, tidak pernah merasa kekosongan, tidak mempunyai perencanaan, dan semua kebiasaan yang tak pernah ada perubahan.

Saat aku terbangun di pagi hari karena lantunan adzan Shubuh, seringkalinya diriku menanti-nanti panggilan cinta-Nya padaku. Tak jarang aku mengakhirkan waktu bercinta dengan-Nya yang hanya sebentar itu. Hingga ku lakukan dua raka’at yang berharga untuk memulai hariku itu bersamaan dengan munculnya sinar sang surya dari arah timur. Aku tak pernah sadar bahwa bagaimana aku akan menjalani hari penuh berkah bila aku telah mengawalinya dengan sebuah dosa besar.

Saat sepertiga malam yang seharusnya menjadi amalan sunnah yang sering kulakukan, tak jarang aku malah asyik merajut mimpi-mimpi. Padahal Dia dengan setianya menantiku untuk mendengarkan segala peluh dan pintaku. Aku tak pernah sadar bahwa sebaik-baik waktuku untuk memunajatkan doa pada-Nya adalah saat sepertiga malam itu. Waktu yang hanya ada aku dan Dia saja.

Saat aku akan memulai aktivitasku di pagi hari, tak jarang aku meninggalkan raga ini bergerak sebelum menghirup sarapan jiwa dari nikmatnya sholat Dhuha. Sarapan pagi bagi jasad ini lebih aku pentingkan dengan alasan perlunya kalori yang cukup banyak untuk menjalani aktivitasku yang memang cukup padat itu. Aku tak pernah sadar bahwa ternyata jiwaku membutuhkan santapan rohani berkalori tinggi untuk metabolisme pemikiran dan perasaanku.
Sebelum aku pergi untuk beraktivitas, seringkali aku tak sempat meluangkan waktu membaca Al-matsurat pagi yang hanya sebentar itu. Update status dan melihat notification di facebook lebih aku pentingkan daripada hal itu. Padahal waktu yang kubuang tidaklah sedikit untuk melakukannya, bahkan hampir di setiap waktu luangku. Aku tak pernah sadar bahwa doa yang dianjurkan Rasulullah itu merupakan pelindung bagiku menjalani hari-hari yang mungkin akan terasa berat untukku.

Ketika mentari menunjukkan keangkuhannya dengan berada di puncak kepala, tak jarang aku mengakhirkan waktu panggilan Dzuhur. Dengan alasan menyelesaikan pekerjaan yang tanggung tinggal sedikit lagi itu, aku mengakhirkan waktu bercinta dengan-Nya lagi. Jangankan untuk sunnah qobla dan ba’da dzuhur, berdoa pun begitu seperlunya saja kulakukan, karena ternyata sebentar lagi adzan Ashar berkumandang. Aku tak pernah sadar bahwa Dia telah mem-plot waktu untuk bercinta dengan-Nya dengan begitu baiknya.

Saat adzan Maghrib berkumandang tak jarang juga aku mengakhirkan waktu bercinta dengan-Nya untuk menutup hari itu. Sering kali aku bergegas melakukannya dengan secepat kilat karena perutku yang keroncongan lebih penting bagiku. Aku tak pernah sadar bahwa di antara waktu Maghrib dan Isya yang begitu singkat itu sebaiknya aku menikmati lantunan dzikir dan tilawahku, yang sangat jarang kulakukan itu.

Ketika adzan Isya berkumandang, sering kali aku merasa tanggung untuk meninggalkan tontonan televisi dan canda tawa bersama teman-teman. Bahkan pada saat-saat itu sebenarnya bisa aku pergunakan untuk mendengar radio Islami, membaca buku Islami, atau bahkan menulis tulisan hikmah yang bermanfaat bagi saudara muslimku. Aku tak pernah sadar bahwa begitu banyak waktu yang telah kusia-siakan selama ini, hingga selalu saja mengharapkan manfaat adanya orang lain untuk diriku, tanpa pernah mengevaluasi apa manfaat diriku untuk orang lain.

Waktu tidur pun telah tiba. Rasa ngantuk yang menjalari mataku berbaur dengan otakku yang mulai kelelahan karena beraktivitas seharian. Aku langsung merebahkan tubuhku ke tempat tidur. Aku biarkan tubuhku terlelap tanpa disucikan terlebih dahulu dengan air wudhu. Jangankan untuk itu, tak jarang aku lupa membaca doa sebelum tidur, apalagi kalau harus membaca beberapa surat-surat pendek Al-Qur’an terlebih dahulu. Aku tak pernah sadar bahwa tak ada yang dapat menjamin bahwa aku dapat bangun kembali esok hari.

Setelah itu terjadi, barulah aku sadar bahwa waktuku ternyata tidaklah banyak. Malaikat izrail tengah bersiap kapan saja dan dimana saja untuk mengambil nyawaku, bila waktuku telah tiba. Aku tak mau baru saat itu aku tersadar bahwa aku telah banyak menabung dosa untuk akhiratku. Aku tak mau saat itu aku mendengar bahwa aku telah terlambat untuk menebus semua dosa-dosaku. Aku tak mau baru saat itu aku tersadar bahwa amalanku tidaklah cukup untuk membuatku berbangga menghadap Rabb-ku.

Rabb…
Aku sering tak tahu diri
Aku sering tak tahu malu
Aku malu pada-Mu

Rabb…
Aku sering keliru
Aku sering terlupa
Aku melupakan-Mu

Rabb…
Hidayah-Mu adalah penerangku
Mahabbah-Mu adalah kesetiaanku
Izzah-Mu adalah kekuatanku

Rabb…
Jangan pernah berpaling dariku